发布时间:2025-05-28 12:34:43 来源:quickq官网下载苹果手机 作者:热点
Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan dalam perdagangan awal di Rabu (28/5). Amerika Serikat (AS) dilaporkan memberikan larangan ekspor minyak terhadap Chevron di Venezuela.
Dilansir dari Reuters,Harga minyak Brent naik 0,73% menjadi US$64,56 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,8% ke US$61,38 per barel.
Baca Juga: Sindir Impor BBM dari Singapura, Bahlil: Lucu, Kita Impor dari Negara yang Tak Punya Minyak
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dilaporkan yang mengeluarkan otorisasi baru untuk Chevron. Di bawah ketentuan tersebut, perusahaan energi tersebut diizinkan mempertahankan asetnya, tetapi dilarang untuk mengekspor minyak atau memperluas operasinya di Venezuela.
“Hilangnya pasokan minyak Venezuela dari Chevron ke AS akan membuat para pengilangan kekurangan pasokan dan lebih bergantung pada minyak mentah dari Timur Tengah,” tulisKepala Strategi Komoditas dan Karbon Westpac, Robert Rennie.
Trump sebelumnya telah mencabut lisensi ekspor Chevron pada 26 Februari lalu. Lisensi sebelumnya telah membantu sedikit pemulihan produksi minyak Venezuela, yang saat ini berada di kisaran 1 juta barel per hari, meski di bawah sanksi berat.
Dari sisi geopolitik dan perdagangan global, pejabat Uni Eropa kini mulai meminta perusahaan-perusahaan besar di kawasan tersebut untuk menyerahkan rincian rencana investasi mereka di Amerika Serikat. Langkah ini menjadi sinyal bahwa Brussels tengah mempersiapkan landasan untuk melanjutkan perundingan perdagangan dengan Washington.
Langkah diplomatik tersebut terjadi setelah Trump menarik kembali ancaman untuk menerapkan tarif sebesar 50% atas barang-barang Eropa, yang sebelumnya dikhawatirkan akan menghambat aktivitas ekonomi dan permintaan minyak global.
Pasar minyak juga dipengaruhi oleh minimnya kemajuan dalam putaran kelima pembicaraan nuklir antara Iran dan AS. Investor menilai, setiap terobosan dalam pembicaraan tersebut bisa menambah pasokan minyak dari Iran ke pasar global.
Pertemuan penuh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya (OPEC+) dijadwalkan berlangsung pada Rabu, namun tidak diharapkan akan ada perubahan kebijakan besar.
Baca Juga: Pertamina Garap Proyek USAF, Ubah Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar Pesawat di Kilang Dumai dan Balongan
Menurut Rennie, kenaikan produksi sebesar 411.000 barel per hari merupakan skenario paling realistis. Ia memperingatkan bahwa tambahan pasokan ini bisa menambah kelebihan inventaris di tengah tanda-tanda lemahnya permintaan menjelang musim berkendara musim panas di AS.
相关文章
随便看看